Senin, 25 Januari 2010

TAKHRIJ HADITS

A. Pengertian takhrij
Kata takhrij adalah bentuk masdar dari fi’il madi , kharaja, yakhriju, takhrija, yang secara bahasa berarti “mengeluarkan sesuatu dari tempat” . Atau dengan kata lain, secara setimologi, kata takhrij berasal dari kharaja, yang berarti al-zuhur (tampak) dan al-buruz (jelas). Takhrij juga bisa berarti al-istinbat (mengeluarkan), al-tadrib (meneliti) dan al-taujih (menerangkan.
Sedangkan pengertian takhrij ,menurut para ahli hadits memiliki tiga macam pengertian, yaitu:
Pertama, usaha mencari sanad hadits yang terdapat dalam kitab hadits karya orang lain, yang tidak sama dengan sanad yang terdapat dalam kitab tersebut. Usaha semacam ini di namakan istikhraj. Misalnya seseorang mengambil sebuah hadits dari kitab jami’ al-Sahih al-Muslim, kemudian dia mencari sanad hadits tersebut yang berbeda dengan sanad yang telah ditetapkan oleh Muslim. Kedua, suatu keterangan bahwa hadits yang di nukilkan kedalam kitab susunannya itu terdapat dalam kitab lain yang telah disebutkan nama penyusunnya. Ketiga, suatu usaha untuk mencari derajad, sanad, dan rawi hadits yang tidak diterangkan oleh penyusun atau pengarang suatu kitab.
B. Manfaat Takhrij hadits
Ada beberapa manfaat takhrij al-Hadits antara lain:
1. Memberikan informasi bahwa suatu hadits termasuk hadits shahih, hasan, ataupun daif, setelah diadakan penelitian dari segi matan maupun sanadnya.
2. Memberikan kemudahan bagi orang lain yang mau mengamalkan setelah tahu bahwa suatu hadits adalah haditsmakbul (dapat diterima). Dan sebaliknya tidak mengamalkm apabila diketahui bahwa suatu hadits adalah mardud (tertolak) dan menguaakan keyakinan bahwa suatu hadits adalah benar-benar berasal berasal dari Rasulullah SAW. yang harus kita ikuti karena adanya bukti-bukti yang kuat tentang kebenaran hadits tersebut, baik dari segi sanad maupun matan.
C. Kitab-kitab yang di perlukan untuk mentakhrij hadits
Ada beberapa kitab yang diperlukan untuk melakukan takhrij al-Hadits. Adapun kitab-kitab tersebut antara lain :
1. Hidayat al-Bari ila Tartibi Ahaditsi Al-Bukhari
Penyusun kitab ini adalah Abdur Rahman Ambar al-Misri al-Tahtawi. Kitab ini disusun khusus mencari hadits-hadits yang termuat dalam shahih al-Bukhari. Lapaz-lapaz hadits di susun menurut urutan abjad Arab, namun hadits-hadits yang dikemukan secara berulang dalam sahih Bukhari tidak dimuat secara berulang dalam kamus diatas. Dengan demikian perbedaan lapadz dalam matan hadits riwayat al-Bukhari tidak dapat diketahui lewat kamus tersebut.
2. Mu’jam Al-Fazi wala Syyiama al-Garibu minha (Fihris Litartibi ahaditsi Sahih Muslim).
Kitab tersebut merupakan salah satu juz ke-V dari kitab Sahih Muslim yang di sunting oleh Muhammad Abdul Baqi. Jus V ini merupakan kamus terhadap jus ke-IV yang berisi:
a. Daftar urutan judul kitab serta nomor hadits dan juz yang memuatnya
b. Daftar nama para sahabat Nabi yang meriwayatkan hadits yang termuat dalam sahih Muslim
3. Miftahus Sahihain
Kitab ini di susun oleh Muhammad Syarif bin Mustafa al-Tauqdiah. Kitab ini dapat digunakanuntuk mencari hadits-hadts yang diriwayatkan oleh Muslim, akan tetapi hadits-hadits yang dimuat dalam kitab ini hanyalah hadits-hadits yang berupa sabda (qauliyah) saja. Hadits tersebut disusun menurut abjad dari awal lafaz hadits lafaz matan hadits.
4. Al-Bugyatu fi Tarbi Ahadasi Al-Hilyah
Kitab ini di susun oleh Sayyid Abdul Aziz bin al-Sayyid Muhammad bin Sayyid Siddiq al-Qammari. Kitab tersebut memuat dan menerangkan hadits-hadits yang tercantum dalam kitab yang di susun Abu Nuaim al-Asbuni (w. 430 H).
5. Al- Jamius Shagir
Kitab ini di susun oleh Imam Jalaludin Abdurrahman As-Suyuti (w. 91 H). Kitab kamus hadits tersebut memuat hadits-hadits yang terhimpun dalam kitab himpunan kutipan hadits yang disusun oleh As-Suyuti juga, yakni kitab Jami’ al-Jawani. Hadits yang dimuat dalam kitab ini di susun berdasarkan urutan abjad dari awal lapaz matan hadits. Sebagian dari hadits-hadits itu ada yang ditulis secara lengkap dan ada pula yang ditulis sebagian-sebagian saja namun telah mengandung pengertian yang cukup.
Kitab hadits tersebut juga menerangkan nama-nama sahabat Nabi yang meriwayatkan hadits yang bersangkutan dengan nama-nama mukharijinya (periwayat hadits yang menghimpun hadits-hadits dalam kitabnya). Selain itu hampir setiap hadits yang dikutip dan di jelaskan kualitasnya menurut penilaian yang dilakukan atau disetujui oleh al-Suyuti.
6. Al-Mujam Al-Mufahras li Alfazil Hadits Nabawi
Penyusun kitab ini adalah sebuah tim dari kalangan orientalis. Diantara anggota tim yang paling aktif dalam kegiatan proses penysunan ialah Dr. Arnold Jhon Wensick (w. 939 M)Seoeang Profesor bahasa-bahasa Semit, termasuk bahasa Arab di Universitas Leiden, negeri Belanda.
Kitab ini dimaksudkan untuk mencari hadits berdsarkan petunjuk lafadz matan hadits. Berbagai lafadz yang di sajikan tidak dibatasi hanya lafadz yang berada di tengah dan bagian-bagian lain dari matan hadits, dengan demikian kitab Mu’jam mampu memberikan informasi kepada pencari matan dan sanad hadits, asal saja sebagian dari lapadz matan yang di carinya itu telah diketahuinya.
Kitab mu’jam ini terdiri dari tujuh juz dan dapat digunakan untuk mencari hadits-hadits yang terdapat dalam Sembilan kitab hadits, yakni: Sahih Bukhari, Sahih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan Turmudzi, Sunan Nasai, Sunan Ibnu Majah, Sunan Daromi, Muatta Malik, Musnad Ahmad.
D. Cara melaksanakan Takhrij hadits
Secara garis besar mentakhrij hadits (takhrij al-Hadits) dapat dibagi menjadi dua cara dengan menggunakan kitab-kitab sebagaimana telah di sebutkan diatas. Adapu dua macam cara takhrij al-Hadits yaitu:
1. Mentakhrij hadits telah diketahui awal matannya, maka hadits tersebut dapat di cari atau diselusuri dalam kitab-kitab kamus hadits dengan dicarikan huruf awal yang sesuai dengan abjad.
2. Mentakhrij hadits dengan berdasarkan topik permasalahan (takhrij al-Hadits bit Mundu’i). Upaya mencari hadits terkadang tidak di dasarkan pada lafadz matan (materi) hadits, tetapi didasarkan pada topik masalah. Pencarian hadits pada topic masalah sangat menolong pengkaji hadits yang ingin memahami pentunjuk-petunjuk hadits dalam segala konteks.
Lebih lanjut, Abdul Madjid Khon menjelaskan bahwa karena banyaknya pengkodifikasian buku hadts maka sangat diperlukan beberapa metode takhrij yang sesuai dengan tekhnik buku hadits yang ingin di teliti, paling tidak ada 5 metode takhrij dalam arti penelusuran hadits dari sumber buku hadits yaitu takhrij dengan kata, takhrij dengan tema, takhrij dengan permulaan matan, takhrij dengan melalui sanad, pertama dan takhrij dengan sifat.
Menurut literatur yang lain, mentakhrij al-hadits dengan menggunakan perangkat komputer melalui bantuan CD ROM. Cara melakukan takhrij hadits dengan menelusuri dan membaca kitab-kitab hadits atau kamus sangat baik, namun memerlukan waktu yang lama. Untuk memperceoat proses penelusuran dan pencarian hadits secara cepat, jasa komputer dengan program Mausu’ah al-hadits al-syarif al-Kutub al-Tis’ah bisa digunakan. Program ini merupakan sofwere computer yang tersimpan dalam komputer dalam compact disk read only memory (CD ROM) yang di peroduksi Sakhr pada tahun 1991 edisi 1.2.
Program ini memuat seluruh hadits yang terdapat dalam al-Kutub al-tis’ah (shahih al-Bukhari, shahih Muslim, sunan Abu Daud, sunan An-Nasai, sunan Turmudzi, sunan Ibn Majah, Musnad Ahmad ibn Ambal, Muwatha Malik dan sunan Darimi) lengkap dengan sanad dan matannya. Disamping itu program ini juga mengandung data-data tentang biografi, daftar guru dan murid, al-jarh wa al-ta’dil dari semua periwayat hadits yang ada di dalam al-kutub al-tis’ah. Program ini juga dapat menampilkan skema sanad hadits, baik satu jalur maupun skema semua jahr periwayatan.
Ada delapan (8) macam cara yang bisa digunakan untuk menelusuri hadits-hadits yang terdapat dalam kitab kutub al-tis’ah, kedelpan cara penelusuran hadits tersebut adalah:
a. Dengan memilih hadits yang terdapat dalam daftar lafadz yang sesuai dengan hadits yang dicari.
b. Dengan mengetikkan salah satu lafadz dalam matan hadits
c. Berdasarkan tema kandungan hadits.
d. Berdasarkan kitab dan bab sesuai yang ada dalam kitab aslinya.
e. Berdasarkan pada nomor urut hadits
f. Berdasarkan pada perawinya.
g. Berdasarkan pada aspek tertentu dalam hadits.
h. Berdasarkan takhrij hadits.

2 komentar:

  1. mkasihh,,.,.,.,.,.semoga bermanfaat

    BalasHapus
  2. bisa share kutubuttis;'ah nya yang berjalan dengan lancar?

    BalasHapus