Minggu, 24 Januari 2010

RIWAYAT PERAWI HADITS DARI KALANGAN TABI’IN

A.PENDAHULUAN
Hadits dan sunnah baik secara struktural maupun fugsional disepakati oleh mayoritas muslim dari berbagai mazhab, sebagai sumber ajaran Islam karena dengan adanya hadits dan sunnah itulah ajaran Islam menjadi jelas, rinci, dan sepesifik. Sepanjang sejarahnya hadits-hadits yang tercantum dalam berbagai kitab hadits yang ada telah melalui peroses penelitian ilmiyah yang rumit, sehingga menghasilkan kualitas hadits yang di inginkan oleh para penghimpunnya . Untuk megetahui hadits-hadits yang benar-benar berkualitas dan dapat dipercaya maka tidak terlepas dari perso’alan siapa perawinya kemudian dari mana mereka mendapatkan hadits bahkan sampai kepada bagaimana cara mereka meriwayatkan hadits.
Kalau dilihat dari silsilah sejarah penghimpunan hadits, maka pada dasarnya periwayatan yang dilakukan oleh kalangan tabi’in tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh para sahabat . Artinya para Sahabat yang sudah belajar kemudian menyampaikan ucapan-ucapannya kepada para Tabi’in . Dengan kata lain para tabi’in menempuh jalan yag pernah dilalui oleh para sahabat, mengikuti jejak langkah mereka, meniru langkah-langkah kehidupan mereka sekaligus berpegang teguh pada apa saja yang pernah mereka lakukan.
Semua itu dilakukan oleh para tabi’in karena mereka memperlakukan para sahabat sebagai murid langsung Rasulullah sehingga para tabi’in mengambil pengetahuan dan perilaku dari mereka . Dan tidak bisa dipungkiri bahwa mereka juga jelas mengikuti jejak para sahabat sebagai guru mereka hanya saja persoalan yang mereka hadapi agak berbeda dengan kondisi yang dialami oleh para sahabat. Pada masa ini Al-Qur’an sudah di kumpulkan dalam satu mushab, dipihak lain, usaha yang telah dirintis oleh para sahabat, pada masa Khulafurrasyidin, khususnya pada masa kehalifahan Utsman para sahabat ahli hadits menyebar kebeberapa wilayah dan kepada merekalah para tabi’in belajar hadis .
Sungguh suatu hal yang sangat menarik di bicarakan apabila membahas masalah riwayat perawi hadits baik di kalangan para sahabat, tabi’in maupun tabi’it tabi’in karena masalah ini akan mengulas riwayat-riwayat perawi hadits, sejarah hidup mereka, bagaimana mereka meriwayatkan hadits, bahkan sampai kepada berapa banyak hadits yang mereka riwayatkan, utamanya biografi perawi hadits dari kalangan tabi’in yaitu generasi setelah para sahabat.
Para ulama memberikan batasan bahwa yang di katakan tabi’in adalah orang yang pernah bertemu dengan sahabat dan beriman kepada Nabi SAW. Serta meninggal dunia dalam keadaan beiman kepada Islam . Kemudian dalam hal ini pula Al-khatib Al-bagdadi bahwa yang di katakan Tabi’in adalah perlu adanya persahabatan dengan sahabat jadi bukan hanya bertemu . Disamping itu pula ada yang mengatakan bahwa Tabi’in itu adalah orang yang berjumpa dengan sahabat, muslim dan meninggal dalam keadaan Islam, maka dia adalah teman para sahabat . Maka jelaslah didalam tiga pendapat diatas bahwa yang dikatakan Tabi’in itu bukan hanya pernah bertemu akan tetapi terjalin sebuah ikatan persahabatan diantara mereka .
Selanjutnya Tabi’in yang dikehendaki oleh Ilmu hadits adalah ‘’Orang-orang Islam yang bertemu dengan sahabat-sahabat Nabi SAW. Dan mati dalam keadaan beragama Islam . Dengan kata lain tabi’in-tabi’in itu adalah pengikut sahabat beragama Islam sampai mereka meninggal dunia . Oleh sebab itu dalam makalah ini akan di bahas secara ringkas beberapa riwayat perawi hadits dari kalangan tabi’in.

B. RIWAYAT PERAWI HADITS DARI KALANGAN TABI`IN
1. Sa’id ibn Al Mussaiyab
Sa’id ibn Al Musaiyab ialah Abu Muhammad Sa’id ibn Al Mugirah ibn Huzn ibn Abdul Wahab ibn Amr ibn A idz ibn Imran ibn Mahzum Al Qurasyi. Beliau adalah pemuka tabiin yang terkenal, salah satu fuqaha tujuh di Madinah yang telah dapat mengumpulkan hadits, fiqih, zuhud dan wara’. Beliau adalah salah seorang tabaqat tabi’in yang memiliki kelebihan dalam penyebaran ajaran Islam keberbagai penjuru dunia dan beliau juga sebagai salah satu tabi’in senior yaitu fuqaha tujuh dari ahli Madinah . Beliau hidup dari usaha berdagang minyak zaitun, beliau adalah seorang tabi’in yang sangat terkenal dalam menghafal hukum-hukum dan putusan-putusan yang di putuskan oleh Umar , oleh karenanya beliau terkenal dengan rawiyah Umar.
Beliau meriwayatkan hadits dari Abu Bakar, Utsman, Ali, Sa’ad ibn Abi Waqqas, Hakim ibn Hizam, Ibn Abbas, Ibn Amr ibn Ash, ayahnya sendiri Al Mussyyab Ma’mar ibn Abdillah, Abu Darda, Hasan ibn Tsabits, Zaid ibn Tsabits, Abdullah ibn Zaid Al Madan, Attab ibn Al Sid, Abu Qatadah, Abu Hurairah, Aisyah, Ummu Salim, Ibn Umar dan lain sebagainya.
Kata Ma’mar ibn Mahnun ibn Mahram, bahwa ayahnya berkata, ‘’Saya datang di Madinah dan bertanya siapa orang yang paling alim diantara penduduk Madinah ?. Mereka membawa saya kepada Said ibn Musaiyah. Kemudian berikutnya ibn Al Madaniy berkata Saya tidak mengetahui ada orang yang lebih luas ilmunya dari kalangan tabi’in selain Said ibn Musyyab, Maka apabila Said berkata ‘’ Demikianlah sunnah pegangilah dia dan dialah sebesar-besar tabi’in menurut pendapatku .
Kata ibn Hibban ‘’Said adalah orang kepercayaan masuk golongan pemuka-pemuka tabi’in dalam bidang fiqih, agama, wara, ibadah, keutamaan, Dialah yang paling pandai dalam ilmu fiqih diantara ulam-ulama’ Hijaz dan dia juga seorang ta’bir mimpi, empat puluh tahun lebih beliau berada dalam masjid setiap kali azan disuarakan‘’ . Kata ibn Hatim, tak ada dalam kalangan tabi’in orang yang lebih bangsawan dari padanya beliau pernah dipenjarakan oleh Abdul Malik karena tidak mau membai’atkan anaknya Al Walid . Beliau lahir pada tahun 13 H 634 M dan wafat dimasa pemerintahan Al Walid ibn Abdul Malik pada tahun 94 H. 713 M dalam usia 79 tahun .

2. Urwah ibn Al Zubair .
Urwah ibn Az Zubair ialah Abdillah Urwah ibn az Zubair ibn Al Awwam ibn Khuwailid ibn As’ad ibn Abdil Uzza ibn Qussai al Asadiy Al Quraisyi, salah seorang fuqaha 7 di Madinah, seorang yang ahli agama yang benar-benar shalih lagi sangat murah hatinya, beliau tidak dmencampuri kekacauan-kekacauan dalam Negara yang terjadi antara sesam sahabat. Ayahnya Az Zubair ibn Al Awwam adalah salah seorang putra dari makcik Nabi SAW. yang bernama Shafiah binti Abdul Muttalib dan beliau juga adalah seorang Hawary Rasulullah, salah seorang sahabat 10 yang mendapat syurga dan salah seorang sahabat 6 yang di tunjuk menjadi ‘’asy Habusy Syura’ .
Beliau menerima hadits dari dari ayahnya, makciknya Aisyah saudaranya Abdullah, ibunya Asma, Ali ibn Abi Thalib, Sa’id ibn Zaid ibn Nufail, Hakim ibn Hizam, Abdullah ibn Jafar dan lain-lain, hadits-haditsnya diriwayatkan oleh putra-putranya sendiri yaitu Abdllah, Ustman, Hisyam, Muhammad dan Yahya .
Al Ajali berkata, Urwah adalah seorang tabi’in yang kepercayaan, seseorang yang shalih yang tidak mencampuri kekacauan politik dimasanya . Selanjutnuya Qabisyah berkata, Urwah melebihi kami karena beliau selalu mengunjungi ‘Aisyah untuk belajar dan Aisyah adalah orang yang sangat alim dan begitu pula dengan Ibn Saad memasukkan Urwah seorang kepercayaan, banyak menghafal hadits, dan terkemuka dalam ilmu fiqih. Beliu dilahirkan pada akhir masa pemerintahan ‘Umar (tahun 22 H) dan wafat dalam keadaan berpuasa pada tahun 93 H.

3. Al-A’Raj.
Al-A’raj ialah Abu Daud Abdurrahman bin Humuz Al Madani yang di beri julukan Al-A‘raj yakni mawalli bani Hasyim, di katakan kritikus hadits Al-A’raj menguasai ansab (pertalian keturunan) dan bahasa arab, banyak mengafal hadits, tsiqat dalam periwayatan, beliau termasuk kalangan sahabat Abu Hurairah sesudah ibn Musayyad dan beliau juga mengetahui jujur tidaknya para sahabat yang meriwayatkan hadits Abu Hurairah. Al-Raj menerima hadits dari Abu Hurairah, Abi Said, Ibnu Abbas, Muhammad bin Maslamah Al Anshari, Muawiyyah bin Abi Sufyan, Muawwiyah bin Abdillah bin Ja’far, Abi Salamah dan Abi Rafi .
Dan hadits-hadits beliau diriwayatkan oleh Zaid bin Aslam, Shalih bin Kaisam, Az Zuhri, Yahya bin Said, Musa bin Uqbah, Abu Al-Zinad, Abdullah bin Dzakwan, Ja’far bin Rubaiah dan lain-lain dan Beliau meninggal dan dimakamkan di kota Iskandariyah Mesir tahun 117 H.

4. Nafi Al Adawiy
Nafi Al Adawiy adalah Abu Abdillah Al Madani maula Ibnu Umar, beliau berasal dari dailam dan tidak di ketahui asal usulnya, beliau di jumpai oleh Ibnu Umar dalam salah satu peperangan karena itu beliau terkenal dengan maula Ibnu Umar. Beliau pernah dikirim oleh Umar ibn Abdul Aziz ke Mesir untuk menjadi guru besar disana . Para keritikus bersepakat bahwa Nafi merupakan tsiqat dan dipercaya, Abu Ya’la Al Halili berkata Nafi merupakan seorang Imam tabi’in di Madinah dan ulama’ besar dalam bidang agama dan periwayatannya di sepakati keasahihannya
Sebagian para ulama’ ada yang menilainya lebih diatas Salim bin Abdillah bin Umar dan sebagian ulama’ lain bahwa Nafi sejajar dengan Salim ‘’ tidak ada kesalahan pada seluruh hadits yang diriwayatkannya, beliau pernah di uji oleh teman-teman semasanya dan lolos dalam ujian itu . Beliau adalah seorang yang kukuh dan kuat dan figur yang luar biasa, hal ini di ungkapkan oleh Imam Isma’il bin Umayah dengan mengatakan, ‘’Kita semua menghendaki bahwa Nafi akan mengalami kekeliruan, tetapi ia dapat menyelesaikan ujian itu dengan baik, oleh sebab itu ia menjadi orang kepercayaan Khalifah Umar bin Abdil Aziz, bahkan beliau pernah di kirim ke Mesir oleh Umar bin Abdil Aziz untuk menjadi pengajar hadits di sana.
Dikatakan oleh Bukhari Allah telah memberikan anugrah kepada kita tentang Nafi , beliau meniggal sekitar tahun 117 H. atau 120 H. Beliau menerima haditas dari Ibnu Umar, Maulanya, dari Abu Hurairah, Abu Lubabah bin Abdil Munzir, Abu Said Al-Khudri, Ubaidillah, Salim, Zaid dan Abdullah ibn Muhammad bin Abi Bakar dan lain-lain. Hadits-haditsnya di riwayatkan oleh putra-putranya sendiri, Abu Umar dan Umar, Abdillah bin Dinar, Shalih bin Kaisan, Ibnu Syihab Az-Zuhri, dan kedua putra Yahya bin Sa’id Al’Anshari, yakni Abdul Rabbah dan Yahya, Ibnu Thahran, Ibnu Juraij, Al Auza’i, Malik bin Anas dan lain-lain.
5. Hasan Al Bishri
Nama lengkap Hasan Al Bishri ialah Abu Said Al Hasan bin Abi Al Hasan bin Yasar Al Bishri adalah Maula Al Anshari. Ibunya bernama Khairah, budak Ummu Salamah yang di merdekakan, dikatakan Ibnu Sa’ad dalam kitab tabaqat Hasan adalah seorang alim yang luas dan tinggi ilmunya, terpercaya, seorang hamba yang ahli ibadah lagi pula fasih bicaranya .
Beliau salah seorang fuqaha yang berani berkata benar dan menyeru kepada kebenaran dihadapan para pembesar negeri dan seorang yang sukar diperoleh tolak bandingnya dalam soal ibadah . Beliau menerima hadits dari Abu Bakrah, Imran bin Husein, Jundub, Al Bajali, Muawwiyah, Anas, Jabir dan meriwayatkan hadits dari beberapa sahabat diantaranya ‘Ubay bin Ka’ab, Saad bin Ubadah, Umar bin Khattab walaupun tidak bertemu dengan mereka atau tidak mendengar langsung dari mereka
Beliau adalah ulama ternama di Basrah, Imam Al Bagir ra. Mengatakan,’’ Jika di sebutkan tentang ketokohan Al Hasan artinya yang dimaksud ucapan Al Hasan menyerupai ucapan para Nabi, Beliau wafat tahun 110 H. dalam usia 88 tahun dan kemudian hadits-hditsnya diriwayatkan oleh Jarir bin Abi Hazim, Humail At Thawil, Yazid bin Abi Maryam, Abu Al Asyhab, Sammak bin Harb, Atha bin Abi Al Saib, Hisyam bin Hasan dan lain-lain .

6. Muhammad bin Sirin
Nama lengkap Muhammad bin Sirin adalah Abu Bakr Muhammad bin Sirin Al Anshari yaitu seorang tabi’in terkemuka dalam ilmu agama di basrah, beliau merupakan seorang tokoh pada zamanya sebagai ahli fiqih, di sebutkan oleh Ibnu Sa’ad bahwa beliau adalah seorang yang terpercaya, terkenal dalam bidang fiqih, seorang yang alim, wara’, ahli hadits dan mempunyai pengetahuan yang lebih faqih pada semasanya yang melebihi kefaqihannya.
Kata Muarriq,”Tidaklah saya melihat orang yang lebih pandai dalam bidang fiqih selain dari Muhammad ibn Sirin yang dilandasi oleh wara” . Beliau wafat pada tahun 110 H. dalam usia 77 tahun. Beliau menerima hadits dari Maulanya sendiri Anas bin Malik, Zaid bin Tsabit, Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib, Junndub bin Abdillah Al Bajali, Huzaifah bin Al Yaman, Samurah bin Jundub, Imran bin Husen, Abu Hurairah dan Abu Darda.

7. Muhammad ibn Muslim Az Zuhry
Muhammad ibn Muslim Az Zuhry ialah Abu Bakr Muhammad ibn Muslim Ubaidillah ibn Abdullah ibn Syihab al Quraisyi az Zuhry, beliau adalah ulama besar tabi’in yang mula-mula mentadwilkan hadits dari salah seorang hafids yang besar dari penduduk Madinah terkenal di seluruh Hijaz dan Syam .
Beliau menerima hadits dari Abdulla bin Ja’far, Rabiah ibn Abbad, Al Muswar ibn Mahramah, Abdurrahman ibn Azhar, Abdillah ibn Amr, Abu Umamah ibn Sahl Hanif, Malik ibn Aus, Amir ibn Saad ibn Abi Waqas, Al Hasan dan Abdullah dan lain-lain. Beliau meriwayatkan hadits secara asal dari Ubadah ibn Abi Rabah ibn Samit, Abu Hurairah, Rafi ibn Khadij, Al Bukhari berkata lebih kurang 2000 hadits yang diriwayatkan oleh Az Zuhry, beliau lahir 51 H. dan wafat pada tahun 124 H. dalam usia 73 tahun .

8. Imam Abu Hanifah
Nama lengkapnya ialah An-Nu’man bin Tsabits bin Zutha, beliau bekas sahaya taimullah al-Kufi, ia berasal dari Persia dan beliau seorang tabi’in karena pernah melihat para sahabat Anas bin Malik, Sahl bin Saidi, Abdullah bin abi Aufa dan Abu Tufail Amir bin Watsilah, beliau meriwayatkan dari sebagian mereka bahkan ada lam’ yang mengatakan bahwa ia meriwayatkan dari mereka.
Para ulama memberi kesaksian akan keluasan pengetahuan fiqih dan kekuatan hujjahnya, Imam Syai’i berkata dalam hal ilmu fiqih, manusianya adalah keluarga Abu Hanifah dan begitu pula dengan pendapat, Al-Laits bin Saad bahwa ‘’Aku pernah menghadap Imam Malik di Madinah lalu aku berkata kepadanya ‘’Aku lihat anda mengusap keringat dari kening anda ‘’Malik menjawab ‘’Aku keringat bersama Abu Hanifah, dia benar-benar ahli fiqih hai orang Mesir, kemudian aku bertemu Abu Hanifah dan berkata kepadanya alangkah bagus ucapan orang tersebut tentang anda Abu Hanifah menyahut” tak pernah aku melihat orang secepat dia dalam menjawab dengan benar dan melontarkan keritik dengan sempurna” .
Imam Abu Hanifah seorang yang sangat takwa dan wara’ dan beliau anugrahi ketajaman berfikir dan kecerdasan luar biasa menjadi sangat terkenal dalam menterjemahkan dan mengungkapkan ajaran agama . Untuk membiayai hidupnya ia bekerja dan tidak mau menerima pemberian dari para ulama penolakan tersebut demi menjaga harga diri dan mengangkat kehormatan para ulama, agar tidak di rendahkan. Abu Ja’far pernah mencoba memaksanya menjadi qadi, ia memenjarakan dan mencambuknya sepuluh kali setiap hari supaya ia mau menerima jabatan tersebut tetapi Abu Hanifah tetap menolak dan pada ahirnya beliau meniggal di penjara pada tahun 150 H.

9. Qatadah ibn Di’amah
Qatadah ibn di’amah ialah Abu Al Khathab Qatadah ibn Di’amah ibn Qadatah ibn Aziz ibn Amr ass Sadusy al Basyri, beliau adalah seorang imam besar dan beliau meriwayatkan hadits dari Anas ibn Malik, Abu Ath Thufail, Said ibn Al Musayyab, Ikrimah, Muhammad ibn Abdir Rahman ibn Auf, Al Hasan Bisri, Muhammad ibn Sirrin, Atha ibn Abi Rabah, Abu Bakr dan Nadir dan kedua yang terahir ini adalah putra Anas ibn Malik .
Hadits-hadits beliau di riwayatkan oleh Sulaiman at Tamimiy, Jarir ibn Hazim, Syu’bah, Abu Hilal, Ar Rasiby, Humam ibn Yahya, Ammr ibn Al Harits Al Misry, Sa’id ibn Al Arubah, Al Laits ibn Sa’ad, Awanah dan lain-lain, kemudian selanjutnya Ibnul Musyaiyyad berkata’’ tidak pernah seorang yang datang kepadaku yang melebihi hapalan Qatadah. Beliau lahir pada tahun 61 H. dan wafat pada tahun 118 H. dalam usia 56 tahun.

10. Sulaiman ibn Al Amasy
Nama legkap Slaiman bin Mihram AL-Ma’masy ialah Abu Muhammad Sulaiman bin Mihran Al-Kahili Al-Asadi, beliau adalah seorang tabi’in yang mashur, ulama yang terkenal dalam bidang Al-qur’an, hadits dan faraid dan berasal dari Tarbistan dan di lahirkan di Al-Kufi.
Dikatakan oleh Syu’bah,’’Saya tidak melihat seseorang yang memiliki reputasi di bidang hadits seperti yang di miliki Al-A’masy, Ibnu Ma’in menilai bahwa sanad Al-masy dari Ibrahim dari Al qamah dari Abdullah merupakan sanad yang terbaik dan ada sebagian orang menanyakan apakah reputasi Al-A’masy bias seperti Az-Zuhri ? Al-A’masy lebih bersih dari pada Az Zuhri sedangkan Az Zuhri masih memandang duniawi, menerima pemberian dan bekerja untuk bani ummayah, sedangkan Al-A’masy adalah seorang fakir, sabar, jauh dari penguasa, wara’ menjaga Al-qur’an dan menjaga ilmu ummat Muhammad SAW .
Beliau menerima hadits dari Anas, namun ada pendapat yang mengatakan bahwa Al-A’masy tidak mendengar sendiri dari Anas, dari Zaid bin Wahab, Saad bin Ubaidah, Thalhah bin Nafi, dan Ibrahim An-Nahdi dan lain-lain, selanjutnya hadits beliau diriwayatkan oleh Al-Hakim bin Uyainah, Abu Al-Subai (salah seorang gurunya ), Abdullah bin Idris bin Mubarrak, Fudail bun Iyad . Beliau lahir pada hari wafatnya Al-Husen pada tahun 61 H. di Kufah dan beliau meniggal pada tahun 48 H. dalam usia 80 tahun.

11. Mujahid ibn Jabir
Mujahid ibn Jabir adalah Mujahid ibn jabir Al-Makki Abu al Hujaj al-Makzumi al-Makari maula al-Saib ibn Abi al-Saib, seorang tabi’in dan seorang Imam yang di sepakati ketinggiannya. Beliau meriwayatkan hadits dari Abi bin Abi Thalib, Said ibn Abi Waqal, Abdullah yang empat, Rafi ibn Fadidj, Usai ibn Dhahir, Abi Sa’id al Hudri, Aisyah, Ummi Salamah, Juwairiyah, Abi Hurairah dan lain- lain.
Disamping seagi muhaddisin, beliau juga terkenal keahlianya dalam bidang tafsir, ia dipandang salah seorang sahabat ibn Abbas yang paling terpercaya, oleh karena itu tak heran kalau Imam Bukhari menempatkannya sabagai andalan tafair dalam kitab sahihnya, demikian pula dengan Imam Syafi’i menjadi saksi terpenting akan keutamaan dan keadilan imam mujtahid. Berdasarkan riwayat yang disampaikannya sendiri bahwa beliau berkata ‘’Aku pernah menyodorkan al-Qur’an kepada ibn Abbas sebanyak 30 kali . Jadi pada dasarnya semua ulama sepakat akan ketinggian, keluasan dan kedalaman ilmu serta pengalamannya, beliau lahir pada tahun 21 H. dan wafat pada tahun 103 H.

12. Malik bin Anas
Nama lengkap Malik bin Anas ialah Abu Abdillah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir Al-Ashabahi Al Himyarim Al-Madani, merupakan salah seorang dari Imam Mazhab yang terkenal. Abu Hurairah berkata aku belum pernah melihat seseorang yang shalatnya lebih serupa dengan Nabi dari pada Anas bin Malik . Beliau mendapat sebutan Imam Darul Hijrah dan Imam Syafi’i menyipatinya sebagai hujjatullah sesudah makluknya sesudah generasi tabi’in. Para kritikus sepakat mengatakan bahwa imam Malik adalah seseorang hujjah dan siqat, An Nasai berkata sesudah generasi tabi’in kami tidak memiliki ulama sekaliber Imam Malik, tak ada seorang ulama’ yang lebih agung yang lebih siqat, dan terjalin hadits-haditsnya dan sangat jarang periwayatan hadits dhaifnya dari Imam Malik.
Imam Malik adalah seorang fuqaha pertama di Madinah yang menyaring perawi-perawi haditsnya dan meninggalkan perawi hadiits yang tidak di percaya dan beliau tidak meriwayatkan hadits kecuali yang benar-benar mahir atau ahli dalan bidang fiqih dan beliau juga pribadinya sangat rendah hati, zuhud dan sangat menjaga ucapannya dan beliau memiliki pendirian yang kokoh, beberapa hal yang menjadi bukti bahwa penolakan beliau untuk datang ke istana dan menjadi guru bagi keluarga mereka kemudian beliau pernah di cambuk 70 kali oleh gubernur madinah karena menolak mengikuti pandangan sulaiman . Karya beliau yang sangat gemilang dalam bidang ilmu hadits ialah Kitab “Al-Muaththa” ditulis pada tahun 144 H. atas anjuran Khalifah Ja’far al-Manshur sewaktu bertemu di saat-saat melakukan ibadah haji
Beliau menerima hadits dari Amir bin Abdillah bin Az-Zubair, Zaid bin Aslam, Nafi, Humaid Aat-Thawil, Abu Hazim, Salamah bin Dinar dan lain-lain, semmua ulama’ hadits mengakui ketinggian ilmu beliau dalam hadits dan dalam bidang fiqih dan beliau menempati kedudukan yang has diantara bintang-bintang ilmuan berbakat seperti penghimpun hadits terkenal Imam Bukhari dan Muslim , Malik bin Anas wafat 179 H. di Madinah .

13. Muhammad ibn As Saib al-Kalby
Nama lengkapnya adalah Muhammad ibn al-Saiib ibn Basyar ibn Amar ibn Abdal Aziz al-Kalbi Abu al-Nnadhir al-Kaufi, seorang yang di akui dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang tafsir dan menguasai silsilah Arab, namun dalam masalah periwayatan hadits ia pandang sebagai orang yang kurang dipercaya. Ia meriwayatkan hadits dari saudaranya, Sufyan, Salamah, Abi Shalih, Amir al-Sya’bi dan lain sebagainya. Beliau diakui sebagai seorang mufassir dan orang yang sangat luas ilmunya dalam bidang silsilah bangsa Arab namun beliau tidak dipandang sebagai seorang yang dapat dipercaya dalam bidang hadits .
Hadits-haditsnya banyak diriwayatkan oleh putranya, Hisyam, Sufyan al-Tsauri, Muhammad ibn Ishak, Hammad ibn Salamah ibn Mubarak, Ibn Juraij, Muhammad ibn Marwan al-Saddi al- Sagir Husyaim, Abu Awamah, dan lain-lain. Beliau wafat tahun 146 H. di Kufah, kemudian mengenai kapan tahun kelahirannya tidak ada yang mengetahuinya .

14. Umar Ibn Abd al Aziz
Umar ibn al Aziz adalah seorang khalifah dari Bani Umayah yang berkuasa pada tahun 99-101 H. Nama beliau menjadi masyhur karena kemampuan dan keampuhan dalam memimpin pemerintahan secara adil dan bijaksana serta sederhana selain itu ia menjadi terkenal karena berhasil menyandang reformasi dalam beberapa bidang seperti dalam bidang keilmuan, pemerintahan, sosial dan sebagainya . Beliaulah yang memerintahkan para ualama untuk mendirikan majlis-majlis hadits dan membukukan hadits tersebut, diantaranya as Syihab Az Zuhri, Amarah bin Abd al- Rahman dan Abi Bakar Ibn Hazm.
Nama lengkapnya adalah Umar Ibn al-Aziz Ibn Marwan Ibn al-Hakam al-Imam Amir al-Mu’minin Abu Hafsh al-Amawi al- Quraisyi. Ia lahir di Madinah pada masa Yaziz ibn Abi Syufyan dan di besarkan di Mesir pada masa kekuasaan ayahnya dan ibunya Ummu Ashim bin Ashim ibn Umar ibn al Khattab. Ia menerima hdits dari Abdulah ibn Ja’far, Anas ibn Malik , Abu Bakar ibn Abd al Rahman dan lain-lain.
Umar ibn Al Aziz adalah seorang yang imam faqih, mujtahid, banyak mengetahui sunnah, hujjah, hufaz dan sebutan baik lainnya. Pertama kali memegang jabatan di pemerintahan, ia menjabat sebagai gubernur Madinah pada masa kehalifhan Al Walid, pada masa ini ia membangun dan memperbaiki masjid Nabawi dan menghiasinya secara sederhana . Beliau meninggal pada bulan Rajab tahun 101 Hijriyah dalam usia 40 tahun lebih enam bulan, Hisyam meriwayatkan dari Al Hasan bahwa ia berkata ketika kematian datang menemui Umar Abd Aziz ia meninggal sebaik baik orang meninggal .

15. Al Hijazy
Nama lengkap Al Hijazy adalah Ismail bin Ibrahim Al-Makzumi Al Madani Al-Hijazi yaitu seorang Imam, di katakan para kritikus bahwa Al Hijazi adalah seorang tsiqat artinya perawi yang sangat terpercaya mmeriwayatkan hadits dari yang siqah, hingga bersambung kepada Rasululah SAW . Di sebutkan Ibnu Hibban dua kali dalam kitab tsiqat bahwa beliau adlah tabi’in dan tabi’it tabi’in .
Jadi jelaslah bahwa sosok Al Hijazy seorang perawi yang terkenal di kalangan tabi’in yang sangat dipercaya disamping seorang ulama, dan beliau menerima hadits dari ayahnya dan Muhammad bin Ka’ab Al-Qurtubi dan Hadits-haditsnya di riwayatkan oleh Atsauri, Waqi dan Fudail An-Namiri, beliau wafat tahun 164 H.

C. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian makalah tentang riwayat-riwayat perawi Hadits dari kalangan tabi’in dapat di ambil kesimpulan bahwa di katakan tabi’in adalah satu periode yang dilihat dari segai pertemuan dan mengambil berita atau imformasi dari sahabat dan mereka beriman kepada Nabi Muhammad SAW. Dan meninggal dunia dalam keadaan Islam , untuk mngetahui kesahihan dan kredibilitas hadits-hadits yang telah disampaikan oleh Rasulllah SAW. perlu lihat dan di tinjau kembali siapa perawinya, asal usulnya dan termasuk dari kalangan sahabat, tabi’in atau tabi’t-tabi’in sehingga dapat di pastikan bahwa hadits-hadits tersebut sahih atau tidak .
Kalau dilihat dari silsilah sejarah penghimpunan hadits, maka pada dasarnya periwayatan yang dilakukan oleh kalangan tabi’in tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh para Sahabat. Artinya para Sahabat yang sudah belajar kemudian menyampaikan ucapan-ucapannya kepada para Tabi’in. Dengan kata lain para tabi’in menempuh jalan yag pernah dilalui oleh para sahabat, mengikuti jejak langkah mereka, meniru langkah-langkah kehidupan mereka sekaligus berpegang teguh pada apa saja yang pernah mereka lakukan.
Semua itu dilakukan oleh para tabi’in karena mereka memperlakukan para sahabat sebagai murid langsung Rasulullah sehingga para tabi’in mengambil pengetahuan dan perilaku dari mereka. Dan tidak bisa dipungkiri bahwa mereka juga Sebab bagaimanapun juga mereka mengikuti jejak para Sahabat sebagai guru mereka hanya saja persoalan yang mereka hadapi agak berbeda dengan kondisi yang dialami oleh para Sahabat. Pada masa ini Al-Qur’an sudah di kumpulkan dalam satu mushab, dipihak lain, usaha yang telah dirintis oleh para Sahabat, pada masa Khulafurrasyidin, khususnya pada masa kehalifahan Utsman para Sahabat ahli hadits menyebar kebeberapa wilayah dan kepada merekalah para tabi’in belajar Hadts.
Sepanjang sejarah perjalanan Rasulullah meniggal dunia Hadits-hadits dari Beliau banyak yang dipalsukan atau di buat-buat demi kepentingan peribadi atau kelompok terbukti semenjak Abu Bakar ra. memangku sebagai kahalifah yang pertama tugas beliau memerangi orang yang murtad juga menumpas orang-orang yang mengaku dirinya sebagai Nabi dan bahkan sampai kepada perjalanan sejarah Ali bin Abi Thalib dingkat sebagai khalifah yang ke empat.
Diantara riwayat perawi hadits dari kalangan tabi’in cukup banyak dan tidak bisa disebutkan satu persatu akan tetapi yang bisa disebutkan diantaranya: Sa’id ibn Al Mussaiyab, Urwah ibn Az Zubair, Al-A’Raj, Nafi Al Adawiy, Hasan Al Bishri, Muhammad bin Sirin, Muhammad ibn Muslim Az Zuhri, Imam Abu Hanifah, Qatadah ibn Di’amah, Sulaiman ibn Al Amasy, Mujahid ibn Jabir, Malik bin Anas, Muhammad ibn Al-Si’ib al Kalbi, Umar ibn Abdul al Aziz, Al Hijazy.
Dengan melihat perjalanan sejarah hidup para perawi hadits dari kalangan tabi’in ternyata sebagian besar mereka adalah orang yang ahli dari berbagai ilmu, seorang ulama yang tinggi ilmunya, tahfiz Al-qur’an dan sebagaian juga yang ahli dalam bidang fiqih dan ada juga dari mereka yang berkerja di pemerintahan dan bahkan ada juga yang benar-benar wara’ dan takwa seperti Abu Hanifah beliau menolak untuk di angkat sebagai qadhi, beliau di penjarakan dan di cambuk setiap hari dan pada ahirnya beliau menghabiskan masa hidupnya di penjara kemudian meninggal dunia

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Azami M.M, Menguji Keaslian Hadits-Hadits Hukum, Sanggahan atas The Origins of Muhamadan Jurisprudence Joseph Schacht, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2004
Ahmad Jamil, Seratus Muslim Terkemuka, Jakarta: Pustaka Firdaus,2003
Ali Fayyan Mahmud, Metodologi Penetapan Kesahihan Hadits, Bandung: Pustaka Setia, 1998
Dosen Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta, Studi Kitab Hadits ,Yogyakarta: Teras, 2003
Hasan A.Qadir, Ilmu Mustholahul Hadits, Bandung: DiPonegoro, 2007
ITR Nurudin, Ulum Al-Hadits, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994
Khairuddin Badri, Otentisitas Hadits, Studi Kritis Atas Kajian Hadits, Bandung, Remaja Rosda Karya, 2003
Muhammad Fuad Syakir, Ungkapan Popular Yang Di Anggap Hadits Nabi, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001
Muhammad Hasbi Assiddiqi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, Semarang: Pustaka Rezki Putra, 1999
Majid Khon Abdul.H, Ulumul Hadits, Jakarta: Amzah, 2008
Rahman Fatchur, Ikhtisar Mushthalahul Hadits, Bandung: Al-Ma’rif, 1970
Shadiq Arjun M., Sufisme Sebuah Refleksi Kritis, Bandung: Pustaka Hidayah, 2003
Soetari Endang, Ilmu Hadits Kajian Riwayah dan Dirayah, Bandung: Mimbar Pustaka, 2005
Suparta Munzir, Ilmu Hadits, Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2007
Thahan Mahmud, Ilmu Hadits Peraktis, Bogor: Pustaka Thariqul Izzah,Haramain, 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar