Minggu, 24 Januari 2010

PROSES DAN STRUKTUR SOSIAL

A. PENDAHULUAN
Kalau kita perhatikan sebuah mesin mobil yang sedang berjalan maka kita suatu kesimpulan bahwa mesin dengan seluruh bagiannya yang penting dalam keadaan baik, mulai dari hal yang terbesar hingga sampai bagian yang terkecil atau dengan kata lain seluruh bagian tersebut dapat melaksanakan fungsinya masing-masing. Namun jika salah satu bagian mesin tersebut atau onderdilnya rusak maka mesin yang bekerja tadi akan segera berhenti dan akan berkerja kembali apabila dinamonya diganti dengan yang baru, jadi dinamo tadi mempunyai fungsi yang utama dalam mesin tersbut dan mesin dengan seluruh bagiannya merupakan satu kesatuan totalitas yang disebut dengan sistim.
Demikian pula halnya dengan kehidupan msayarakat sebagai satu kesatuan sosial,baik kesatuan rumah tangga, kelompok maupun lembaga-lembaga lainnya yang merupakan suatu sistim, jadi setiap masyarakat yang merupakan organisasi dari berbagai kepentingan individu, peraturan dan sikap-sikap mereka terhadap satu sama lain dan hubungan ini yang di sebut dengan struktur sosial.
Masalah tentang struktur sosial tidak dapat dipisahkan dengan interaksi sosial, yaitu suatu peroses dimana manusia saling mempengaruhi dan merumuskan sebuah fikiran, perasaan, harapan dan kecemasan masing-masing, maka struktur sosial meliputi seluruh dimensi hubungan antar individu dan lembaga-lembaga dalam masyarakat.
Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai sifat dan karakter yag dinamis serta tidak mau menyerah terhadap suatu hambatan atau kesulitan yang dihadapi dlam kehidupannya, oleh sebab itu perubahan yang terjadi dalam masyarakat tidak dapat dipungkiri dan perubahan sosial tersebut dapat berlangsung secara cepat atau sangat lambat sesuai dengan perkembangan masa kemasa.
Sosiologi adalah suatu bidang yang sangat baru yang lahir dari aspekulasi para ahli filsafat dan pembaharu-pembaharu sosial abad ke 19, Aguste Comte di Perancis menciptakan kata’’sosiology’’ dalam bukunya ‘’Positive Philosofhy’’ yang di terbitkan tahun 1838. Ia percaya bahwa ilmu sosiologi harus didasarkan pada observasi dan klasifikasi yang sistematis bukan pada kekuasaan dan spekulasi. Dinggeris Herbert Spencer menerbitkan bukunya ‘’Principle of Sosiology’’ tahun 1876, Ia menerapkan teori evolosi organik pada masyarakat manusia dan mengembangkan teori besar tentang ‘’evolusi sosial’’ yang diterima secara luas beberapa puluh tahun kemudian. Selanjutnya Lester F.Ward seorang Amerika yang menerbitkan bukunya ‘’Dynamic Sosiology’’ tahun 1883 menghimbau kemajuan sosial melalui tindakan-tindakan sosial yang cerdik yang harus diarahkan oleh sosiolog.
Kemudian ‘’Rules of Sociolical Method’’ yang diterbitkan pada tahun 1895 menggambarkan metodologi ilmiyah dalam sosiologi, yang ia teruskan penelahaannya dalam bukunya ‘’Sucide’’ diterbitkan 1897 dimana ia menarik suatu teori tentang bunuh diri.
Ada berbagai perspektif yang di gunakan dalam sosiologi diantaranya; Perspektif evolosioner, memusatkan perhatian pada urutan-urutan baerlakunya perubahan msyarakat, Perspektif intraksionis, memusatkan perhatian pada hubungan sehari-hari, Perspektif fungsionalis, yang memandang masyarakat sebagai suatu sistim yang saling berhubungan dimana msing-masing kelompok memainkan suatu peran dan pelaksanaan dalam membantu kerja sistem,dan Perspektif konflik, memandang kesinambungan ketegangan dan perjuangan kelompok sebagai kondisi normal suatu masyarakat dimana stabilitas dan consensus nilai merupakan ilusi yang di susun dengan hati-hati untuk melindungi kelompok yang mendapat hak-hak istimewa.
Berdasarkan pokok-pokok fikiran diatas maka dalam resume ini akan mengetengahkan beberapa kajian penting tentang, kebudayaan, keperibadian dan sosialisasi, peran dan setatus, seksualitas dan peran seks, ketertiban dan pengendalian sosial, lembaga sosial, dan kelompok dan asosiasi.

B. KONTEK KEBUDAYAAN
Suatu perbuatan memiliki makna yang berbeda dalam masyarakat yang berbeda, apa yang tampak bisa jadi bagi masyarakat tampak aneh bagi masyarakat yang lain, dalam perilaku anggota masyarakat umumnya tidak sadar bahwa mereka mngikuti keyakinan dan kebiasaan tertentu. Mereka memiliki peraturan dan tata cara guna memenuhi kebutuhan hiupnya dan peraturan dan tata cara itu dinamakan kebudayaan.
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang di pelajari dan dialami bersama secara sosial oleh masrakat manusia. Kebudayaan terbagi dalam kebudayaan materi dan kebudayaan bukan materi. Kebudayaan materi di bangun dari benda-benda yang di buat oleh manusia, sedangkan kebudayaan bukan materi terdiri dari pola-pola perilaku, norma, nilai-nilai dan hubungan sosial dari sekelompok manusia. Suatu masyarakat adalah sekelompok manusia yang secara relative mandiri, yang hidup bersama cukup lama, mendiami suatu dairah tetentu, memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besar kegiatannya dalam kelompok itu.
Sosiaologi mempelajari faktor-faktor biologis dalam perkembangan sosial dan perilaku manusia. Teori-teori evolusi dalam perkembangan sosial pernah popular dan dewasa ini sedang menikmati masa kebangkitan kembali, yang paling penting adalah Charles Darwin yang mengembangkan, dalam bukunya Origin of Spesies (1859), teori ini menganggap bahwa bangsa manusia berkembang secara bertahap dari susunan tata hidup yang sederhana, selain itu Auguste Comte dalam bukunya Positive Philosofhy (1851-1854) menulis tentang tiga tingkatan yang menurutnya pasti dilalui oleh pemikiran manusia; theologies, metafisis dan posituf. Kemudian Herbert Spencer tertarik oleh sosial Darwism dan ia memandang evolusi sosial sebagai serangkaian tingkatan yang harus dilalui oleh masyarakat.
Iklim dan geografi merupakan faktor penting dalam perkembangan kebudayaan. Peradaban yang besar tidak tumbuh dengan subur di negara antartika yang beku, padang pasir yang terik, diatas pegunungan yang tinggi atau dalam hutan yang lebat. Banyak makhluk non manusia memiliki sistem kehidupan sosial yang teratur dan diantara setiap mahluk non manusia, kehidupan sosial cendrung bersifat seragam dan tidak berubah.
Kemudian manusia kehidupan sosialnya bervariasi tak terbatas dan berubah terus menerus dan perbedaan yang penting diantara manusia dan mahluk lain adalah “masyarakat” hewan kebanyakan didasarkan pada naluri sedangkan manusia didasarkn pada kebudayaan.
Kehidupan sosial selalu di penuhi dengan berbagai masalah bagaimana merebut kehidupan dari alam, bagaimana membagi hasil usaha, bagaimana kita berhubungan secara serasi dengan yang lain dan sebaginya. Manusia nampaknya telah mencoba untuk menghadapi masalah yaitu dengan cara coba-coba, situasi kebetulan, atau beberapa pengaruh yang tidak disadari, kemudian kejadian ini diturunkan pada generasi berikutnya dan menjadi salah satu kebiasaan dan kebiasaan itu sendiri adalah kebiasan pada suatu masyarakat yang merupakan suatu cara yang wajar dan berulang-ulang dalam melakukan suatu kegiatan.
Dua golongan kebiasan; (1) Hal-hal yang harus di ikuti sebagai sopan santun dan perilaku sopan, dan(2) Hal-hal yang harus di ikuti karena yakin kebiasaan itu penting untuk kesejahteraan masyarakat. Tata kelakuan adalah gagasan tentang benar dan salah yang melekat pada beberapa jenis perilaku.Tata kelakuan ini bisa diberi sanksi oleh agama dan diperkuat dengan membuatnya menjadi hukum, kemudian nilai adalah gagasan mengenai apakah pengalaman penting atau tidak penting.
Lembaga adalah kelompok kebiasaan dan tata kelakuan yang utama yang berpusat pada kebutuhan manusia yang penting,. Suatu lembaga mencakup; (1) seperangkat pola prilaku yang telah disetandarisasi dengan baik (2) serangkain tata kelakuan sikap dan nilai yang mendukung (3) bentuk teradisi, ritual dan upacara, simbol dan pakaian keagamaan dan perlengkapan-perlengkapan lain.
Suatu kebuadayan adalah suatu sistim perilaku yang terpadu dengan nilai dan gagasan-gagasan yang mendukungnya. Relatifisme kebudayaan menggambarkan fakta bahwa fungsi dan arti suatu unsur itu beroperasi. Unsur dinilai” baik atau buruk” sesuai dengan apakah mereka bekerja dengan efisien dalam kebudayaan mereka sendiri. Setiap masyarakat mempunyai kebudayaan yang ideal yang mencakup pola-pola yang dianggap seharusnya dilaksanakan dan kebudayaan ril yang mencakup perilaku yang tidak benar yang secara resmi dikutuk, tetapi dalam kenyataan dijalankan dimana-mana. Setiap masyarakat dan kelompok menekankan kebudayaannya masing-masing; reaksi ini disebut etnosentrisme.
Pengaruh etnosenterisme adalah (1) Megukuhkan nasionalisme dan patriotism (2).menghalangi perubahan kebudayaan. Kebalikan etnosentris adalah xenosentris yang berarti suatu pandangan yang lebih menyukai hal-hal yang berbau asing.

C. KEPRIBADIAN DAN SOSIALISASI
Kepribadian adalah suatu sistim kecendrungan perilaku menyeluruh dari seseorang.Faktor-faktor dalam perkembangan kepribadian mencakup:(1)Warisan biologis (2) Lingkungan fisik (3) Kebudayaan (4) Pengalaman kelompok (5) Pengalaman unik.
Kebudayaan yang normal berbeda secara deramatis dari masyarakat ke masyarakat lain, sebagaimana diperlihatkan oleh bangsa Dobu yang curiga, curang dan merasa tidak aman serta bengsa Zuni yang ramah tamah, merasa aman dan kooperatif.
Masyarakat yang majmuk mungkin memiliki sejumlah kebudayaan khusus, masing-masing mengembangkan keperibadian modalnya dan mengurangi keseragaman kperibadian yang menyeluruh didalam kebudayaan itu
Sosialisasi adalah suatu peroses dengan mana seseorang menghayati norma-norma kelompok dimana ia hidup sehingga timbullah diri yang unik. Sosialisasi memerlukan pengalaman kelompok sedangkan isolasi sosial tidak berhasil mengembangkan manusiawi yang wajar. Sosialisasi sangat terpusat pada perkembangan konsep diri. Cooley memandang seseorang yang membentuk gambaran dirinya dalam’’Cermin’’ reaksi orang lain terhadapnyanya dan perasaan orang itu terhadap reaksi-reaksi itu. Ada tiga langkah dalam peroses pembentukan cermin diri; (1) persepsi kita tentang bagaimana kita memandang orang lain, (2) persepsi kita tentang penilaian mereka mengenai bagaimana kita memandang, (3) perasaan kita tentang penilaian-penilaian ini.
Kelompok referensi adalah kelompok yang standarnya kita pakai dan yang persetujuannya kita harapkan. Kelompok sebaya adalah kelompok seusia dan mempunyai setatus yang sama dengan kita dan merupakan kelompok referens yang penting, terutama pada masa kanak-kanak dan remaja.
Erikson memandang perkembangan keperibadian sebagai suatu peroses sepanjang hidup. Orang menjalani delapan krisis identitas yang berturut-turut dan dalam setiap krisis sepengkat belajar yang konsruktif atau yang tidak efektif berperan dan suatu kebijakan yang mendasar yang tepat seharusnya didpatkan.Tahap pertama, pada masa bayi, tahap kedua pada masa kanak-kanak, tahap ketiga seseorang memutuskan konflik oedifusnya dan mulai mengembangkan pengertian moralnya, Tahap keempat, dunia anak tersebut meluas, kemampuan tehnis dipelajari, rasa percaya diri diperbesar. Tahap kelima, remaja mengembangkan rasa percaya diri peribadi melalui interaksi dengan orang lain. tahap keenam, orang dewasa mengembangkan hubungan kasih yang awet dengan lawan jenisnya. tahap ketujuh, seseorang mengembangkan sesuatu pada keluarga dan pada masyarakat. Dan pada tahap kedelapan, seseorang menghadapi masa akhir hidup baik secara terhormat maupun penuh putus asa.
Dalam kebudayaan yang majmuk dengan berbagai ragam kelompok, seseorang mungkin mengalami kesulitan dan mengembangkan gambaran diri yang memuaskan dan suatu sistim perilaku yang terpadu. Seseorang mungkin memcahkan kembali masalah ini dengan mengkompartementalisasi hidupnya dan bersikap berbeda-beda dalam setiap kelompok atau dengan menyesuaikan diri pada satu kelompok sementra, bila mungkin, tidak mengindahkan yang lain yang standarnya bertetangan dengan standar kelompok kelompok yang satu tadi.
D. PERAN DAN STATUS
Status sosial adalah suatu posisi/kedudukan dalam masyarakat dengan kewajiban dan hak istimewa yang sepadan. Peran adalah perilaku yang di harapkan dari seseorang yang menduduki suatau status tertentu, dalam arti tertentu status dan peran adalah dua aspek dari gejala yang sama. Status adalah sperangkat hak dan kewajiban , peran adalah pemeranan dari perangkat kewajiban dan hak-hak tersebut .
Sosialisasi yakni proses mempelajari kebiasaan dan tata kelakuan untuk menjadi suatu bagian dari suatu masyarakat dan proses sosialisasi ini sebagian besar terjadi melalui peran. Perangkat peran digunakan unuk untuk menunjukkan bahwa satu status hanya mempunyai satu peran tunggal, akan tetapi sejumlah peran yang saling berhubungan dan cocok.
Ada dua status dan peran, yaitu status dan peran yang ditentukan oleh masyarakat bagi kita dan status diperjungkan melalui usaha-usaha kita sendiri. Sedangkan peran dan status diperjuangkan melalui pilihan atau usaha sendiri mana sering dicapai dengan pengorbanan psikis yang besar karena usaha dan kegagalan mungkin hebat. Meritokkrasi adalah suatu bentuk perjuangan mendapatkan status terbuka terhadap prestasi, tetapi sebagian besar karaktristik keturunan memberi keuntungan bagi beberapa orang dalam persaingan.
Kepribadian peran mengacu pada komplek karaktrstik keperibadian yang tepat untuk suatu pran. Peran dan kpribadian individual mempengaruhi pemilihan peran dan perilaku peran. Pengalaman dalam memainkan peran akan mempengaruhi kepribadian. Desakan/beban peran mengacu pada kesulitan dalam menghadapi kewajiban peran. Desakan peran dapat muncul karena persiapan peran yang tidak memadai, kesulitan peralihan peran, konplik peran atau kegagalan pran. Konplek peran muncul dari tugas-tugas yang bertentangan dalam satu peran tunggal atau tuntutan yang bertentangan dari berbagi peran yang berbeda. Ada beberapa peroses yang umum yang memperkecil ketegangan peran dan melindungi diri dari rasa bersalah , peroses ini meliputi; rasionalisasi, pengkotakan dan ajudikasi. Dua yang pertama adalah alat-alat perlindungan tanpa sadar dan tanpa di sengaja, kalau disadari kedua hal tersebut tidak berjalan.
Rasionalisai adalah suatu peroses untuk mendevinisikan kembali suatu situasi kedalam benak plakunya sedemikian rupa (dengan istilah-istilah secara sosial dan peribadi dapat diterima sehingga sipelaku tersebut menyadari adanya konplik sedangkan Ajudikasi adalah, perosedur yang resmi untuk mengalihkan kepada pihak ketiga penyelesaian konplik peran yang sulit sehingga sseorang merasa bebas dari tanggung jawab.
Kegagalan berperan adalah sangat umum dalam masyarakat berkembang. Kegagalan berperan sungguh menyakitkan, akibatnya bisa menyebabkan sakit mental atau sakit fisik. Dlam masyarakat yang stabil dan sangat terpadu dengan proporsi peran yang di tentukan masyarakat tinggi, kebanyakan peran ini akan terisi karena orang-orang telah dipersiapkan dari sejak awal masa kanak-kanak. Beberapa orang gagal berperan sebagai orang dewasa, tidak pernah megembangklan tanggung jawab dan pengendalian diri yang dewasa, dan terus bersikap kekanak-kanakan sepanjang umur.
Sikap masyarakat memberikan status kepada yang meninggal dan peran kepada orang yang masih hidup. Meniggal adalah peran yang terakhir dan kematian adalah status terkhir yang dikenal oleh semua masyarakat dengan berbagai upacara untuk membantu kerabat yang ditinggalkan menerima kematian dan melanjutkan hidup.

E. SEKSUALITAS DAN PERAN SEKS
Dorongan seksual adalah kecendrungan biologis untuk mencari tanggapan seksual dan taggapan yang berbau seksual dari seorang lain atau lebih, biasanya dari jenis yang berlawanan. Dorongan itu muncul pada awal masa remaja dan tetap bertahan kuat sepanjang hidup. Ada perbedaan pendapat mengenai apakah dorongan seks ini dibawa lahir atau dipelajari.
Dorongan seks manusia penting karena;(1) Seksualitas kontinu, yang menjamin asosiasi yang berkesinambungan dari kedua jenis (2) Keinginan terhadap kontinuitas, yang memungkinkan persekutuan sesksual yang lestari, (3) Keinginan akan variasi yang bertentangan dengan keinginan akan kontinuitas dan (4) Kelenturan yang luar biasa, dengan interese seks yang disalurkan melalui suatu pola yang dibentuk masyarakat sebagai pola yang “normal”.
Dalam semua masyarakat manusia hampir semua hubungan seks yang dilakukan orang dewasa diperaktikkan oleh pasangan seks yang tetap. Pasangan yang menikmati pengalaman seks sama-sama ingin mengulangi lagi. Dalam masyarakat pasangan seks ini dilembagakan dalam suatu hubungan yang biasanya disebut perkawinan atau selir. Namun keinginan kontinuitas seksual dipersulit oleh keinginan yang bertentangan yakni variasi seksual.
Banyak masyarakat memksakan kesetiaan perkawinan dan menghukum keras perzinahan (melempari dengan batu merupakan hukuman yang agak umum) tetapi perzinahan dikenal dalam semua masyarakat. Segi yang sangat menonjol dalan seksualitas manusia adalah keanekaragamannya, semua dorongan manusia tunduk pada kondisi cultural, demikian pula dengan seksnya.
Homoseksual istilah yang diterapkan bagi orang yang mempunyai prefensi yang kuat pada pasangan dari jenis yang sama, tanpa menghiraukan prefensi seks, yang terlibat dalam hubungan seks dengan orang dari jenis yang sma. Homoseksual terdapat dalam semua atau hampir semua masyarakat manusia. Teori cacat mental memandang homo seksual sebagai korban kebingungan peran seks. Menurut beberapa pendapat psikiatris, homoseks laki-laki sering disebabkan oleh seorang ibu yang berkuasa, tetapi perayu dan seorang ayah yang dingin serta tidak akrab. Namun studi penelitian homoseksual yang membandinglkan sampel yang besar tentang homo seks dan heteroseks, tidak menemukan perbedaan yang berarti dalam latar belakang keluarga, jenis orang tua, atau hubungan dengan orang tua.
Marxis memandang faham seksisme sebagai suatu bentuk eksploitasi kelas dengan persamaan seks yang tidak mungkin tercapai tanpa persamaan ekonomi. Bukti untuk teori ini kurang meyakinkan, meskipun masyarakat Marxis secara mendasar telah mengurangi diskriminasi seks. Pada bangsa-bangsa modern jelas terdpat kecenderungan kearah persamaan seks yang lebih luas. Alice Rossi mengemukakan model persamaan seks teoritis: (1) Model plural, dimana peran seks berbeda tapi sama, dengan peria dan wanita memegang peran kerja yang berbeda yang mendapat imbalan dan martabat yag sma. (2) Model asimilsionis, dimana wanita diserap kedalam semua tingkat sistim politis dan pekerjaan yang ada. (3 ) Model adragonis, dimana penentuan peran seks diakhiri dengan peria dan wanita mengisi peran pekerjaan dan rumah tangga yang peraktis bersifat identik.

F. KETERTIBAN SOSIAL DAN PENGENDALIAN SOSIAL
Pengendalian sosial yakni cara dan peroses yang ditempuh oleh sekelompok orang atau masyarakat untuk dapat bertindak sesuai dengan harapan kelompok atau masyarakat itu. Ketertiban sosial tercipta bila mana biasa orang berlangsung dengan menyenangkan dan dapat di ramalkan. Pada masyarakat sederhana sosialisasi menciptakan ketertiban sosial dengan cara mempersiapkan orang agar bersedia berperilaku sebagaimana yang diharapkan, dan tekanan sosial memberi imbalan berupa penerimaan dan pengakuan bilamana orang berprilaku seperti di harapkan .
Setiap orang tua yang pernah mencoba menentang alasan anak remaja yang mengatakan semua anak tokh “melakukannya” menyadari sepenuhnya betapa kuatnya pengaruh kelompok. Kelompok dapat dibagi dalam dua jenis yaitu kelompok primer dan kelompok sekuder. Kelompok perimer, adalah kelompok yang kecil, akrab, dan bersifat informal, seperti keluarga, kelompok bermain, sedangkan kelompok skunder adalah kelompok yang bersifat impersonal, formal serikat kerja, perkumpulan usaha dagang, organisai mahasiswa.
Dalam banyak situasi, perilaku sangat dipengaruhi oleh kebutuhan dan tekanan situasi, yakni faktor-faktor situasional yang menetukan perilaku. Memang benar jika seseorang atau beberapa orang mengubah sikap dan perilakunya, maka alasan dibalik itu bisa saja semata-mata bersifat individual. Namun bila sejumlah besar orang mengalami perubahan sikap dan perilaku secara bersamaan maka kemungkinan penyebabnya ialah adanya perubahan pengaruh sosial dan budaya terhadap perilaku.
Penyimpangan (deviation) adalah setiap pelanggaran terhadap aturan perilaku. suatu perbuatan barulah dianggap menyimpang setelah dicap menyimpang. Penyimpangan adalah sesuatu yang relative dalam arti bahwa kadangkala hampir semua orang dapat disebut sebagai penyimpang dan tidak ada seorangpun yang dapat disebut sebagai penyimpang sepenuhnya.
Terdapat banyak teori penyimpangan. Teori biologis yang melalui faktor biologis sebagai penyebab dari sebagian besar penyimpangan, tidak lagi banyak di ikuti. Teori psikologis, yang menganggap bahwa ketidakmampuan menyesuaikan diri secara psikologislah yang merupakan penyebab penyimpangan, dewasa ini kurang diterima dibandingkan dengan dimasa lalu. Teori sosialisasi menghubungkan penyimpangan dengan ketidakmampuan untuk menghayati norma dan niali-nilai yang dominan. Ketidakmampuan mungkin disebabkan oleh sosialisasi dalam kebudayaan khusus yang menyimpang.
Sutherlan mengemukakan teori asosiasi diferensial, melalui asosiasi diferensial seseorang lebih sering berhadapan dengan evaluasi penyimpangan yang meyenangkan daripada yang keritis. Teori anatomi menyatakan bahwa masyarakat kompleks cendrung menjadi masyarakat tanpa norma, yang tidak memberikan pedoman yang jelas yang dapat dipelajari dan di patuhi orang. Teori reaksi masyarakat atau teori pemberian cap memusatkan perhatian pada para pembuat peraturan dan para pelanggar peraturan.
Teori konflik mengenai penyimpangan terdiri atas dua teori. Teori konflik budaya menilai penyimpangan diawali oleh adanya pertentangan norma antara berbagai kebudayaan khusus yang berlainan. Teori kelas sosial melihat penyimpangan bermula dari adanya perbenturan kepentingan antara kelas-kelas sosial yang berbeda.
Teori pengendalian menghubungkan penyimpangan dengan lemahnya ikatan terhadap lembaga-lembaga dasar masyarakat-keluarga, sekolah, adanya pekerjaan. Teori pengendalian memandang norma yang di hayati dan pemberian yang sistimatis sebagai alat kendali yang bermanfaat. Setiap teori memiliki bukti-bukti yang menunjang, tetapi tidak satupun yang mampu menjelaskan segenap bentuk penyimpangan. Teori adalah sesuatu yang penting, karena kebijakan pengendalian didadasarkan kepada teori.

G. KELOMPOK DAN ASOSIASI
Kelompok didefinisikan sebagai setiap kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berintraksi. Terdapat perbedaan yang mendasar (fundamental) antara kelompok sendiri dengan kelompok luar. Perbedaan tersebut dapat diukur dengan menggunakan konsep jarak sosial. Kelompok-kelompok tersebut penting karena keduanya mempengaruhi perilaku. Kelompok acuan adalah kelompok yang kita anggap sebagai model dan pedoman bagi penelitian dan tindakan kita.
Stereotif adalah pandangan (image) umum suatu kelompok tentang kelompok lainnya atau tentang sejumlah orang, yang telah diterima sacara luas oleh masyarakat. Stereotif bisa bersifat positif dan bisa bersifat negatif. Cara pandang stereotif tidak salamanya salah karena selalu saja ada beberpa persamaan dengan ciri-ciri khusus dari orang-orang yang distereotifkan. Susana yang bersifat emosional terutama disebabkan oleh adanya hubungan dengan kelompok primer, namun dengan demikian masyarakat modern semakin dipengaruhi oeh perkembangan jalinan hubungan kelompok sekunder.
Sejak revolusi industri masyarakat cendrung berubah dari pola petembayan. Ini berarti terjadi pengisian keakraban dan rasa aman pada akhinya di imbangi dengan tumbuhnya kelompok-kelompok perimer baru dalam latar (setting) kelompok sekunder. Dalam peroses pemecahan masalah terdapat tiga tahap: (1) Tahap orientasi: para anggota saling bertanya dan memberi informasi. (2) tahap evaluasi Para anggota membahas informasi, bertukar pendapat. (3) tahap kontrol : para anggota menyarankan jalan keluar mencapai kesimpulan.
Asosiasi sukarela sangat banyak jumlahnya di AmerikaSerikat memberikn penyaluran terhadap minat orang juga merupakan alat penguji bagi kegiatan aksi sosial, lembaga yang melanjutkan pelayanan sosial dan alat penyaluran bagi kegiatan politik. Asosiasi sukarela memiliki tiga kegiatan utama, yaitu : (1) penyaluran minat peribadi (2) pelayanan sosial (3) kegiatan politik. Kelompok pengobatan diri sendiri yang bentuknya beraneka ragam dapat membantu memberi pengertian terhadap orang-orang yang menderita. Kelompok pengobatan diri sendiri yang tidak bersifat komersial dan yang menyatukan orang-ornag yang memiliki persoalan yang sama (misalnya kelompok pecandu alkohol) telah memberikan hasil yang efektif bagi banyak orang.

H. LEMBAGA SOSIAL
Lembaga sosial (social institusion) adalah lembaga organisasi norma-norma. Lembaga berkembang berangsur-angsur dari kehidupan sosial manusia. Bila kegiatan penting dibekukan, dirutinkan, diharapkan dan disetujui, maka perilaku itu melembaga. Peran yang melembaga adalah peran yang telah dibakukan, disetujui dan diharapkan, dan biasanya dipenuhi dengan cara-cara yang sungguh-sungguh dapat diramalkan, lepas, dari siapa orang yang mengisi peran itu.
Para pemimpin asosiasi (pendidikan, bisnis, dan lain-lain) biasnya menginginkan suatu otonomi tertentu, atau kebebasan dari lembaga-lembaga lain. Lembaga yang satu dengan yang lain juga saling berhubungan, sehingga perubahan lembaga yang lain dalam hubungan sebab akibat yang kontinyu.
Kaum intelektual adalah orang-orang yang pekerjaanya terutama bergelut dengan gagasan. Kekuatan mereka adalah pengaruhnya, karena pekerjaan mereka dapat mempengaruhi pemikiran orang-orang yang bekuasa. Kaum intelektual dapat menyerang dan membela lembaga-lembaga masyarakat mereka.
Birokrasi adalah personel admistratif yang dispesialisasikan, diangkat berdasarkan prestasi atau masa dinas, impersonal dan diarahkan oleh suatu rantai komando. Walaupun sangat dikeritik dan dicela, namun birokrasi adalah penting dan tak dapat dielakkan dalam semua organisasi besar. Birokrasi muncul karena kebutuhan akan efesiensi, keseragaman dan pencegahan korufsi.

I. KELUARGA
Keluarga merupakan lembaga sosial dasar. Bentuk lembga ini sangat berbeda/bervariasi. Keluarga yang berdasarkan pada pertalian perkawinan atau kehidupan suami isteri disebut kehidupan suami istri (conjugal family) yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak. Namun, dalam banyak masyarakat keluarga bersifat kerabat hubungan sedarah yaitu kelompok keluarga hubungan sedarah yang jauh lebih besar dengan suatu lingkaran pasangann.
Suatu keluarga mungkin : (1)suatu kelompok yang mempunyai nenek moyang yang sama (2) suatu kelompok kekerabatan yang disatukan oleh darah atau perkawinan (3) pasagan perkawinan dengan atau tanpa anak (4) pasangan tanpa nikah yang mempunyai anak (5) satu orang dengan beberapa anak.
Perkawinan adalah suatu pola sosial yang disetujui dengan cara mana dua orang atau lebih membentuk keluarga.Perkawinan neolokal dimana pasangan suami istri membangun rumah tangganya sendir; perkawinan patrilokal pasangan nikah tinggal bersama keluarga suami dan dari perkawinan matrilokal, dimana pasagan suami istri tinggal bersama keluarga istri.
Sebagian besar masyarakat memperaktikkan endogami yakni kawin dengan orang dari kelompoknya sendiri dan juga eksogami yakni kawin dengan orang dari luar kelompoknya sendiri. Meskipun sebagian besar perkawinan bersifat monogami yaitu satu peria dengan satu wanita, banyak masyarakat mengijinkan poligami yang membolehkan seorang peria kawin dengan lebih dari satu wanita. Ada tiga bentuk poligami bentuk yang pertama adalah perkawinan kelompok yakni prkawinan beberapa pria dengan wanita .
Bentuk yang sangat jarang ditemukan adalah poliandri, dimana satu istri memiliki beberapa suami, sedangkan bentuk poligami yang umum adalah poligami yakni seorang suami mempunyai lebih dari satu istri pada saat yang sama. Sebagian masyarakat mengijinkan perceraian dengan berbagai perasyarat dan perosedur, kemudian dalam masyarakat, fungsi-fungsi keluarga : mengatur hubungan seks, memberikan keturunan, mensosialisasikan anak-anak, memberikan afeksi dan keakraban, menentukan status, melindungi para anggotanya dan berfungsi sebagai tim kerja serta berbagai rasa.

J. LEMBAGA-LEMBAGA AGAMA
Semua agama besar menekankan kebajikan seperti kejujuran dan cinta sesama. Kebajikan ini sangat penting bagi keteraturan perilaku masyarakat manusia dan agama untuk memandang serius kebajikan seperti itu. Agama berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya lebih dari perilaku moral, agama menawarkan suatu pandangan dunia dan jawaban atas berbagi persoalan yang membingungkan manusia. Agama mendorong manusia untuk tidak hanya memikirkan kepentingan sesama
Sosiaologis agama adalah studi tentang interaksi timbal balik antara lembaga agama dengan lembaga sosial lainnya. Agama acapkali didefinisikan sebagai tanggapan teratur terhadap unsur supranatural. Walaupun ternyata ada beberapa kelompok yang menolak dan mengabaikan unsur supranatural, namun mereka memiliki kepercayaan dan sistim ritual yang menyerupai agama yang didasarkan pada kepercayaan terhadap unsur supranatural. Analisis terhadap peran sosial dari agama meliputi pandangan :(1) Pandangan skuler comte bahwa agama merupakan suatu tahap evolusi yang berarti bahwa agama pernah dipandang penting namun sudah usang karena perkembangan modern (2) Penekanan integratif Durkheim dan Bellah, dimana pengaruh agama dapat mempesatukan masyarakat (3) Pendekatan konflik Marx kekuatan yang paling dominan dalam masyarakat adalah ekonomi sedangkan yang lainnya adalah skunder, selain itu agama hanya berkenaan dengan hal-hal spele dan semu atau hal-hal yang tidak ada bersungguh-sungguh mencerminkan kepentingan ekonomi kelas sosial yang berkuasa (4) Pandangan Weber tentang agama sebagai semacam lembaga bayangan yang hanya mencerminkan kekuasaan dan kepentingan kelas yang berkuasa
.
K. PENDIDIKAN, ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNILOGI
Lembaga pendidikan dikembangkan sebagai suatu upaya sistimatis untuk mengajarkan apa yang tidak bisa dipelajari dalam lingkungan keluarga. Lembaga pendidikan kita yang perimer adalah sekolah formal, yang bermula dari jenjang sekolah taman kanak-kana hingga jenjang perguruan tinggi.
Salah satu aspek pendidikan yang terdapat pada setiap pendidikan adalah seperangkat asumsi menyangkut siapakah yang memerlukan pendidikan dan berapa banyak pendidikan yang diperlukannya. Sistim pendidikan persaingan(contest education) berpandangan bahwa setiap orang harus diberi kesempatan untuk bersaing dan tidak diperlukan seponsor khusus. Sistim pendidikan sponsor (sponsored education) berpandangan bahwa setiap orang sudah termasuk dalam suatu kelas sosial sejak lahir, dan jika ia memiliki kemampuan yang luar biasa dapat masuk kelas sosial yang lebih tinggi .
Sistim interaksi disekolah dapat ditinjau sekurang-kurangnya dari tiga perspektif yang berbeda (1) hubungan antara orang dalam dengan orang luar (2) hubungan anatara orang-orang dalam yang memiliki kedudukan berbeda, (3) hubungan antara orang-orang dalam yang memiliki hubungan yang sama. Lembaga pendidikan mempengaruhi dan oleh lembga-lembaga lainnya, oleh karena itu lembaga pendidikan berjuang untuk memperoleh otonomi dari lembaga-lembaga lain.
Alat untuk melindungi otonomi pendidikan meliputi kebebasan akademik dan jabatan akademik. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah menjadi lembaga yang utama pada abad modern. Ilmu pengetahuan merupakan upaya pencarian pengetahuan yang dapat diuji dan diandalkan, yang dilakukan secara sistimatis menurut tahap-tahap yang teratur dan berdasarkan perinsip-perinsip serta perosedur tententu. Teknologi adalah penemuan-penemuan ilmiyah untuk memecahkan masalah-masalah peraktis.


L. LEMBAGA POLITIK EKONOMI
Lembaga-lembaga politik ekonomi adalah sarana yang distandarisasi untuk memelihara ketertiban dalam peroses produksi dan distribusi barang dan jasa. Lembaga-lembaga politik ekonomi memiliki tiga pola yakni: (1) sistim ekonomi campuran, dimana keuntungan dan pemlikan swasta digabungkan dengan beberapa unsure sosialisme dan paham negara kesejahteraan (2) sistim komunisme, yang mencakup pengertian bahwa pencarian keuntungan swasta tidak diperkenankan dan semua perusahaaan penting dikelola oleh negara (3) sistim fasisme, yang berarti bahwa perusahaan swasta diperkenankan berjalan dibawah pengendalian negara secara otoriter.
Sistim ekonomi campuran yang paling banyak berkembang didunia dewasa ini sedang berjuang menghadapi resesi, inflasi, dan konplik yang menyangkut sejauh mana batas fungsi negara mensejahterakan rakyatnya. Idiologi yang menyangkut hubungan anatara pmerintah dengan ekonomi meliputi ideolog yang dikembangkan oleh Adam Smit, Karl Marx, John Maynard Keynes dan Milton Friedman.
Paksaan (coercion) dan pengacauan (disruption) merupakan tehnik yang digunakan oleh kelompok minoritas untuk menciptakan perubahan kebijakan. Paksaan dapat berupa kekerasan atau tanpa kekerasan. Pengacauan seringkli digunakan oleh kelompok-kelompok kecil untuk memperoleh keringanan dari kelompok mayoritas. semua itu merupakan senjata yang berbahaya, yang dpat menghasilkan kemenangan namun sering juga merusak peroses demokrasi dan memancing terjadinya tindakan penekanan.
Terorisme memungkinkan kelompok kecil untuk memaksakan keinginannya terhadap kelompok mayoritas dengan menggunakan ancaman kekerasan. Kecendrungan pengadilan dan birokrasi mengarah upaya memperluas atau sesekali mempersempit pengertian peraturan hukum dan ketetapan tersebut.

M. KELAS SOSIAL
Aristoteles mengemukakan bahwa penduduk dapat dibagi kedalam tiga golongan: glongan kaya, golongan sangat miskin, dan golongan yang berada diantara keduanya. Menurut Karl Marx, kelas sosial utama terdiri atas golongan proletariat, golongan kapitalis (borjuis) dan golongan menengah (borjunis rendah) yang ditakdirkan untuk “diubah menjadi golongan proletariat”. Adam Smith membagi masyarakat kedalam katagori sebagai berikut ; orang-orang yang hidup dari hasil penyewaan tanah, orang-orang yang hidup dari upah kerja, dan orang-orang yang hidup dari keuntungan perdagangan. Thorstein membagi masyarakat kedalam golongan pekerja, yang berjuang untuk mempertahankan hidup, dan golongan yang mempunyai waktu luang, yang begitu kayanya sehingga perhatiannya utamanya hanyalah “pola konsumsi yang menyolok mata” untuk menunjukkan betapa kaya mereka.
Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu starata(lapisan) orang-orang yang berkedudukan sama dalam kontinum (rangkaian kesatuan) status sosial. Kelas sosial lahir sebagai akibat dari adanya pembagian jenis pekerjaan. Kelas sosial terdiri atas orang-orang yang memiliki status sosial yang sama dan saling menilai satu sama lainnya sebagai angota masyarakat yang sederajat.
Kelas sosial dan pendidikan saling mempengaruhi dalam dua hal, yaitu: pendidikan yang tinggi memerlukan uang dan motivasi, serta jenis dan tinggi rendahnya pendidikan mempengaruhi jenjang kelas sosial. De Fronzo (1973) menemukan bahwa dalam segi sikap peribadi dan perilaku sosial para pekerja kasar sangat berbeda dengan para karyawan kantor, namun perbedaan itu sebagian besar tidak tampak bilamana tingkat pendidikan mereka sebanding
Kelas sosial adalah kenyataan sosial yang penting. Ia sangat menentukan masa depan dan mewarnai perkembangan keperibadian seseorang. Kebahagiaan seseorang tidak tergantung pada kekayaan masyarakat, tetapi berkaitan dengan keberadaannya sebagai salah satu kelompok orang kaya di dalam masyarakatnya. Para penganut teori fungsional berpandangan bahwa kelas sosial mnentukan hak-hak istimewa dan tanggung jawab para individu. Para ahli teori konflik menolak pandangan yang menyatakan bahwa hak-hak istimewa kelas sosial bersifat”fungsional”. Mereka malah menilai hak-hak tersebut sebagai sesuatu yang bersifat ekploitatif (dapat digunakan sebagai alat penindas).
Semakin rendah tingkat kelas sosial seseorang semakin sedikit perkumpulan dan hubungan sosialnya. Orang-orang kelas sosial rendah lebih sedikit berpartisipasi dalam jenis organisasi apapun, dari pada orang kelas sosial menengah dan atas. Kemungkinan penyebabnya adalah keletihan, beban mengurus lebih banyak anak, biaya, kurangnya perhatian, lebih rendahnya pendidikan dan kemampuan bercakap-cakap, dan lain sebagainya.

N. MOBILITAS SOSIAL
Mobilitas sosial (Social mobility) adalah peningkatan atau penurunan dalam segi status sosial dan termasuk pula segi penghasilan, yang dapat dialami oleh beberapa individu atau keseluruhan anggota kelompok. Mobilitas\naik akan menimbulkan peningkatan kepuasan hidup, kecemasan dan pengorbanan. Masyarakat yang memiliki mobilitas terbuka adalah masyarakat yang memiliki mobiitas yang tinggi, sedangkan masyarakat yang memiliki tingkat sosial tertutup atau bersistim kasta, status kelas sosial diperolah melalui warisan dan sangat sulit diubah.
Kesempatan mobilitas naik tidak sama bagi setiap orang, bahkan dalam masyarakat yang relative bersistim kelas sosial terbuka. Para sarjana teori konplik berpandangan bahwa ijazah, tes, rekomendasi, jaringan minoritas, serta orang-orang kelas sosial rendah, sangat membatasi mobilitas-naik di lain pihak semuanya itu menutup kemungkinan mobilitas –menurun bagi anak-anak kelas sosial atas. Undang-undang anti diskriminasi adalah satu satu penunjang yang penting. Demikian pula latihan kerja yang dibiayai oleh pemerintah, sehingga menciptakan peningkatan besar dalam segi lapangan kerja dan penghasilan yang layak bagi banyak pekerja rendah .
Pendidikan merupakan anak tangga mobilitas yang penting. Latar belakang pendidikan tidak sama pentingnya bagi semua jenis pekerjaan. Gelar dari perguruan tinggi dan gelar propesisonal perlu untuk karier sebagi dokter, ahli hukum, atau guru, gelar seperti itu menunjang, tetapi tidak diperlukan dalam pemilikan atau operasi perusahaan.
Kebiasaan kerja yang dibiasakan mulai dari anak-anak merupakan petunjuk dalam memperkirakan kemungkinan keberhasilan dan masa depan seseorang. Penundaan kesenjangan nilai, dikemukakan oleh Rodman (1963,1974), menyatakan bahwa banyak orang berpegang pada nialai-nilai dan menginginkan sasaran-sasaran tertentu, tetapi secara tidak sadar menerapakan tingkah laku yang menghambat pencapaian sasaran mereka.
Tolak ukur untuk menentukan tinggkat mobilitas naik adalah jumlah penduduk yang berhasil diatas garis kemiskinan. Prospek mobilitas tergantung pada peningkatan jumlah penduduk yang berstatus tinggi, yang tergantung pula pada perubahahan teknologi dan pertumbuhan ekonomi.

O. RAS DAN HUBUNGAN ETNIK
Ras dapat diartikan baik sebagai suatu kelompok yang memillikki ciri pisik yang sama, maupun sebagai suatu kelompok orang yang cirri-cirinya ditentukan oleh pengertian masyarakat. Dalam segi pemakaian istilah ras, tidak terdapat kesamaan pendapat. Perbedaan ras secara biologis tidak pentig. Namun secara budaya perbedaan ras adalah penting. Pengertian kelompok ras Amerika juga meliputi orang-orang Indian-Amerika, orang-orang sepanyol, Amerika, dan kelompok-kelompok yang memiliki semacam wilayah mukim dan yang kebanyakan dapat menerima pluralisme budaya. Beberapa kelompok minoritas, termasuk kebanyakan orang Eropa dan Asia, sangat mobilitas di Amerika Serikat.
Dimanapun orang-orang Eropa menaklukkan penduduk peribumi menjadi sangat rusak, sementara orang-orang peribami belum dapat berperan serta sepenuhnya dalam kebudayaan Eropa. Hal tersebut mengakibatkan mereka terperangkap dalam situasi kekosongan budaya, tidak mampu menerapkan baik budaya teradisional mereka sendiri maupun Eropa yang baru. Pemikiran ortodok memandang diskriminasi sebagai masalah yang terpenting dalam kaitannya dengan hubungan antar kelompok etnik.
Orang ortodok mempertahankan budaya Ghetto, menunjang kebanggaan kelompok, dan menganjurkan adanya kebijakan pemerintah yang menghapuskan diskriminasi, memperkuat pluralisme budaya, serta memperluas tunjangan sosial.Aliran pemikiran “revisionis” yang bertolak belakang dengan pemikiran ortodok, memandang budaya getho sebagai penghambat, dan menilai bahwa diskriminasi bkan lagi merupakan masalah utama, serta memandang beberapa program pemerintah sabagai upaya yang tidak peroduktif.
Para revidionis lebih cendrung ke pendekatan fungsional. Mereka memandang bahwa masalah-masalah kelompok minoritas yang belum ditanggulangi lebih banyak disebabkan oleh gaya hidup daripada diskriminasi yang berkelanjutan. Selain itu mereka berpandangan bahwa upaya yang menujang persamaan kesempatan akan lebih bermanfaat dari pada pemberian pelayanan yang lebih baik kepada kelompok minoritas, serta asimilasi akan lebih berhasil daripada pemisahan dan konflik

P. PERUBAHAN PENDUDUK
Demografi meliputi komposisi kelompok usia dan kelompok jenis kelamin penduduk, perpindahannya didalam suatu negara atau antar negara, dan laju pertumbuhan penduduk. Dalam banyak hal komposisi kelompok usia dan kelompok jenis kelamim penduduk mempengaruhi kehidupan sosial penduduk, perubahan ini disebabkan oleh perubahan tingkat kelahiran yang dewasa ini menaikkan jumlah orang usia lanjut dan menurunkan jumah anak-anak dibanyak negara industri dapat mengurangi tingkat kejahatan dan tingkat pengangguran pemuda.
Setiap makhluk hidup memiliki rentang hidup, yakni batas masa kehidupan sekelompok makhluk tersebut sampai dengan saat meninggalnya mereka karena ketuaan kecuali jika sesuatu peristiwa atau penyakit yang membunuh kebanyakan manusia sebelum mereka mencapai batas masa huidup.
Migrasi dipengaruhi oleh dorongan terhadap penduduk karena adanya keadaan yang tidak memuaskan dinegara sendiri, karena adanya daya tarik kesempatan menarik ditempat lain, dan karena adanya saluran-saluran atau jalan yang memungkinkan penduduk untuk bermigrasi. Meskipun bentuk migrasi internal berbeda dengan migrasi internasional, namun akibat dari kedua bentuk perpindahan manusia tersebut tidaklah berbeda .
Perospek masa depan kependudukan belum bisa terlihat jelas. Negara-negara industri, termasuk Amerika Serikat, cendrung mengarah ketingkat kependudukan yang setabil dengan disertai oleh proses penyesuaian yang tidak menyenangkan. Walaupun negara-negara sedang berkembang masih memiliki laju pertumbuhan yang cepat, namun tingkat pertumbuhannya sedang mengalami penurunan. Bilamana upaya pengendalian jumlah penduduk berhasil, maka jumlah penduduk dunia pada akhirnya mungkin akan stabil, yakni ketika jumlahnya mencapai dua kali lipat dari jumlah penududuk dunia dewasa ini. Masalah apakah kelak kita akan mengalami keadaan kependudukan yang setabil ataukah malapetaka, belumlah dapat dipastikan.

Q. PERUBAHAN KOMUNITAS
Komunitas (Community) biasanya diidentifikasikan sebagai penduduk suatu wilayah yang dapat menjadi tempat terlaksananya segenap kegiatan kehidupan. Orang desa berbeda dengan orang kota karena dahulu kondisi fisik dan sosial dikota, isolasi komunitas desa teradisional, homogenetis, pekerjaan dibidang pertanian, dan ekonomi subsistensi cenderung menciptakan orang yang hemat, bekerja keras, konservatif, dan etnosentris.
Keberadaan kota dimungkinkan oleh daya surplus hasil pertanian yang disertai dengan peningkatan sarana teransportasi , pertumbuhan semacam itu biasanya terjadi pada tempat dimana ada pergantian alat teransportasi. Upaya untuk memahami pola ekologi kota-kota di Amerika telah berhasil melahirkan teori zona terpusat, teori sektor, dan multi pusat.
Pengaruh desakan banyaknya jumlah manusia menciptakan anonimitis. Heterogenitas kehidupan kota dengan keanekaragaman manusianya, yang berlatar belakang kelompok ras, kepercayaan, kelas sosial, pekerjaan, dan etnik yang berbeda, mempertajam suasana anonim. Kehidupan dan keperibadian urban dipengaruhi oleh kondisi fisik dan sosial kota anomitas, kepadatan penduduk, jarak sosial, dan keteraturan hidup. Kondisi semacam itu menurut para ahli sosiologi terdahulu menciptakan keperibadian urban yang rasa sepi, materialistis, rasa tidak aman dan beridikari.

R. PERILAKU KOLEKTIF
Perilaku kolektif (coletive behavior) merupakan ciri khas masyarakat berkebudayaan kompleks. Perilaku demikian tidak terdapat pada masyarakat sederhana. Perilaku kolektif meliputi perilaku kerumunan, perilaku masa, dan gerakan sosial. Kerumunan adalah suatu kumpulan manusia bersifat sementara yang bertindak secara bersamaan terhadap suatu rangsangan . Terdapat tiga teori yang utama yang mencoba memberi penjelasan tentang perilaku kerumunan. Teori penyebaran menekankan peroses psikologis dari pmberian saran dan penanganan; Teori konvergensi menekankan persamaan sikap para anggota kerumunan, Teori kemunculan norma menunjukkan bagaimana suatu norma dalam situasi kerumunan muncul dan berperan dalam membenarkan, serta membatasi perilau. Perilaku kerumunan ditandai oleh : (1) anonimitas, yakni hilangnya kendala yang biasanya mengendalikan individu dan rasa tanggung jawab peribadi, (2) impersonalitas, yakni sikap memandang bahwa hanya kelompok seseoranglah yang penting, (3) mudahnya dipengaruhi, yakni sikap para anggota yang menerima saran secara tidak keritis, (4) tekanan jiwa dan (5)amplikasi interaksional yakni, sikap para anggota yang saling meningkatkan kadar keterlibatan emosi. Di lain pihak, perilaku kerumunan dibatasi oleh: (1) kebutuhan emosi dan sikap para anggota (2) nilai-nilai para anggota (3) pemimpin kerumunan yang harus menciptakan hubungan baik meningkatkan ketegangan emosi, memberikan saran untuk meredakan ketegangan dan memberikan pembenaran terhadap tindakan yang ditempuh dan (4) kontrol eksternal, terutama dari pihak polisi yang kesanggupannya untuk megendalikan perilaku kerumunan sebagian tergantung pada keterampilan, dan selebihnya tergantung pada kondisi keberadaan kerumunan.

S. PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA
Semua masyarakat mengalami perubahan secara terus menerus. Perubahan sosial (social chnge) merupakan perubahan dalam segi struktur sosial dan hubungan sosial, sedangkan perubahan budaya (culture change) mencakup perubahan dalam segi budaya.Teori evolusioner berpandangan bahwa semua masyarakat mengalami tahap perkembangan yang sama dan menuju ketahap perkembangan akhir yakni tahap dimana evolusi sosial berakhir. Teori siklus berpandangan bahwa semua masyarakat melalui siklus perubahan, yang akhirya akan kembali ketitik awal , lalu megulangi siklus yang sama.
Unsur-unsur budaya baru lahir dari (1)penemuan (discovery) mengenai persepsi manusia yang dianut secara bersama, mengenai aspek kenyataan yang semula sudah ada (2) invensi (invention) yakni suatu kombinasi baru atau cara penggunaan baru dari pengetahuan yang sudah ada (3) melalui disfusi (diffusion)yakni penyebaran unsur-unsur budaya dari suatu kelompok kekelompok lainnya. Kadar perubahan sosial sangatlah berbeda anatra masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya, dan diantara kurun masa yang satu dengan kurun masa yang lain. Perubahan geografis dapat melahirkan perubahan yang besar. Migrasi kesuatu lingkungan baru sangat sering menimbulkan perubahan dalam segi kehidupan sosial. Perubahan dalam segi jumlah dan komposisi penduduk selalu meimbulkan selalu menimbulkan perubahan sosial.
Tidak semua inovasi dapat diterima. Sikap dan nilai-nila kelompok menentukan ragam inovasi yang berkemungkinan diterima oleh kelompok. Jika kegunaan inovasi dapat dibuktikan secara mudah dengan biaya murah, maka bukti tersebut akan sangat membantu diterimanya inovasi itu, tetapi banyak invensi sosial tidak dapat diuji coba tanpa menerimanya secara keseluruhan. Orang yang memiliki kepentingan peribadi biasanya menentang perubahan, namun mereka sesekali menyadari bahwa perubahan yang diusulkan sebenarnya menguntungkan mereka.
Konsekwensi perubahan tidak akan pernah berakhir. Penemuan dan invensi, dan juga unsur-unsur budaya yang di masukkan kedalam seringkali menimbulkan reaksi perubahan berantai yang merusak banyak aspek kebudayaan. Semua masyarakat yang berubah secara cepat memiliki banyak kesenjangan budaya dan agak kacau. Dalam masyarakat yang kacau para anggota masryarakat mengalami hambatan dalam menemukan sistim perilaku yang cocok akhirnya ikut menajadi peribadi yang rapuh. Mana kala mereka telah putus harapan unuk menemukan cara hidup yang baik dan telah berhenti berupaya, maka mereka telah kehilangan semangat hidup. Meskipun perubahan kadang-kadang membawa kepahitan, namun penolakan terhadap perubahan bisa saja mengakibatkan kepahitan yang lebih parah, kerena perubahan tidak terlepas dari keuntungan dan kerugian.

1 komentar:

  1. masssssss maw tanya
    ciri ciri kitab hadist aljawani tu pa........
    masalahnya saya cari dk mana mana kok gk ketemu

    BalasHapus